26 Apr 2013

CERITA ANAK


Lukisan Bunga Kirana
Karya: Ichwan Arif, S.S.
 

                Sudah hampir 1 minggu, Kirana terbaring di kamar 14, RS Harapan Bunda.  Kondisinya semakin memburuk ketika dokter memeriksa 4 hari yang lalu. Akibat penyakit leokimia yang diderita, Kirana harus menjalani perawatan intensif dari pihak dokter spesialis penyakit dalam.
            Meskipun demikian, tidak sedikitpun terpancar kesedihan maupun rasa sakit dari raut wajah Kirana. Dia selalu tersenyum ketika kepada semua teman-temannya yang menjenguk, dokter maupun perawat. Tidak ada air matapun yang menetes atau wajah muram yang ditampakkan kepada ayah dan bunda.
            “Bunda, izinkan aku untuk melukis, ya,” pintah Kirana, sambil tersenyum.
            “Sayang, Adik harus banyak istirahat. Ingat kata dokter kemarin. Supaya adik cepat pulang dan bisa mengunjungi taman bunga, melihat kupu-kupu, bermain lompat tali, Adik harus tidak banyak gerak,” jawab bunda, sambil menirukan ucapan dokter.
            “Saya tidak sakit, Bunda. Kirana kuat. Bunda nggak usah khawatir, Kirana akan tetap bisa bermain dengan bunga-bunga, menangkap kupu-kupu dengan menggambar dengan crayon,” ujar Kirana, memohon. “Kalau Bunda sayang sama Kirana, izinkan untuk menggambar meskipun Kirana berbaring di ranjang ini. Nanti, kalau lukisan-lukisan uda jadi, bisa ditempel di dinding kamar ini. Kirana bosan dengan dinding berwarna putih ini. Kayak ndak ada warna lain aja,” tambahnya.
            Meskipun dengan berat hati, bunda Kirana pun menganggukan kepala tanda mengiyahkan usulannya. “Tapi ingat, kalau udah capek, Kirana harus nurut ama Bunda. Kirana harus istirahat dan minum obat, ya.” Kirana pun setuju dengan syarat yang diajukan bundanya. Tangan kirinya memegang dengan lembut pipi bunda. Bundanya pun menyambut dengan kecupan di kening Kirana.

CERITA ANAK



Kupu-Kupu dan Mahkota Bunga
Karya: Ichwan Arif, S.S.





            Di taman, Bunga terlihat murung. Tidak ada keceriaan yang terpancar dari wajahnya. Hari-hari dilalui dengan kesedihan. Bahkan sinar matahari yang sering dinanti setiap pagi, dia lewatkan. Air matanya terus menetes dari kedua matanya.
            “Selamat pagi, Bunga?” sapa Kupu-Kupu Kuning ketika mendekat. Bungah tidak menjawab satu kata pun. Elok Kuntumnyapun tidak ditampakan seperti biasanya. Lebih sering, warna cerahnya tertutupi bekas air mata.  Kupu-Kupu Kuning menjadi bingung.
Dua sahabatnya yang lain, Kupu-Kupu Merah dan Putih, juga turut sedih. Bunga diam seribu bahasa. Dia memilih duduk sendirian di pojok taman.
“Ada apa dengan Bunga, ya?” ujar Kupu-Kupu Kuning, sambil duduk di dahan pohon cemara. “Tidak biasanya dia sedih seperti ini.”
“Kelihatan Bunga sangat sedih, tapi aku juga tidak tahu kira-kira ada masalah apa, ya” papar Kupu-Kupu Putih, kebingungan.

BUKU "10 Permainan Melatih Anak Menulis Cerita"



Bagi anak, bermain adalah dunia yang paling menyenangkan dan mengasyikan. Baginya, dengan bermain, anak bisa mengaktualisasikan diri, bereks-presi bebas, dan bersosial.
Dengan ragam ekspektasi yang didapat dari efek bermain, orang tua maupun pendidik bisa memberi sentuhan edukatif, sehingga diharapkan dunia imajinasi dan fantasi yang dimiliki anak lebih memberikan efek kebermaknaan.
Pembelajaran menulis cerita pada anak sebenarnya sangat mudah menggunakan jalur permainan. Anak merasa lebih nyaman, rileks, dan menyenangkan (enjoy and fun). Di sinilah salah satu keunggulan yang didapat dari metode permainan.
Dalam buku ini, dijelaskan secara rinci teknis dan cara permainan dalam menstimulasi imajinasi dalam menulis cerita. Mulai dari permainan, Akhirnya Datang Juga, Mind Map Keluarga Tercintaku, Berpacu dalam Melodi, Sang Kuli Tinta, Peta KPK, Sang Pemimpi, Mendadak Jadi Kepo, Jadi Penerbit Buku Indie, Citizen Journalism, dan Reading Corner.
Semoga buku ini bisa dijadikan referensi bagi orang tua maupun pendidik dalam meningkatkan talenta-talenta anak dalam menulis cerita dengan cara lebih sederhana dan smart.

4 Apr 2013

Teknis Pembacaan Cerpen, Hubungan Latar dengan Realitas Sosial, dan Menulis Kembali Cerpen yang Telah Dibaca

by: Ichwan Arif, S.S.


1.  Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen

Anda tentu sudah pernah membaca cerpen atau cerita pendek. Pernahkan anda  menonton acara pembacaan cerpen? Bagaimanakah cara pembacaannya? Apakah lafal dan intonasi yang dibaca sudah tepat? Dapatkah kamu memahami isi cerpen tersebut?
Cerpen merupakan ragam cerita rekaan yang terdiri atas kurang lebih 10.000 kata, habis dibaca dengan sekali duduk, dan memberikan kesan tunggal dari konflik dominan. Cerita terpusat pada satu tokoh dalam satu situasi tertentu serta tidak ada perubahan nasib pada pelaku.

Ciri-ciri cerpen antara lain:
1. panjang cerita tidak lebih dari 10.000 kata,
2. mengandung satu gagasan utama,
3. menyajikan kejadian yang paling menarik, dan
4. berakhir dengan penyelesaian.

Untuk memahami isi cerpen dengan tepat, cerpen harus dibaca dengan interpretasi yang tepat. Selain itu, intonasi, artikulasi, dan pelafalan berperan penting agar pendengar dapat dengan mudah menangkap dan memahami isi cerita pendek. Penggunaaan gestur (gerak tubuh) yang tepat akan mendukung pemahaman pembacaan tersebut.

Naskah Lomba Penulisan Cerpen Memperingati Hari Kartini


Pasung
Karya: Ichwan Arif, S.S.
Kondisi Kaila sangat mengenaskan. Rambut sebahunya tidak beraturan. Terlihat acak-acakan. Wajahnya lusuh dan pucat. Tangannya sangat gontai tidak bergeming, tergeletak di amben bambu yang berukuran 1x2 meter. Matanya cekung memerah. Sesekali dibuka, sesekali tertutup. Itupun dilakukan ketika kalau ada cahaya yang masuk ke ruang melalui pusat lubang ventilasi yang berada tepat di atasnya.
Kedua kakinya terbujur membatu. Pergelangan kedua kakinya bengkak di antara 2 lubang kayu trembesi yang menancap di ujung amben tua. Ya, bilahan kayu trembesi besar yang berdiameter 7 cm telah mengekang gerak dan langkah Kaila selama beberapa bulan ini.

Menemukan Hal Menarik dalam Dongeng yang Didengarkan


                    By: Ichwan Arif, S.S. (SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik)

Pengertian Dongeng adalah cerita khayalan atau rekaan semata-mata.
Unsur-unsur Dongeng:
1.        Tema
2.        Amanat/pesan
3.        Tokoh dan perwatakan
4.        Latar/setting
5.        Alur/plot
6.        Sudut pandang pengarang/ point of view
                   
A. Menemukan Hal-Hal yang Menarik dari Dongeng yang Diperdengarkan
Meskipun dongeng adalah cerita khayalan atau rekaan, tetapi dari struktur isi memiliki nilai-nilai. Nilai-nilai tersebutlah yang harus dicari oleh mendengar ketika mendengarkan isi dongeng.