by: Ichwan Arif, S.S.
1. Menanggapi cara
pembacaan cerpen
Anda tentu sudah pernah membaca cerpen atau cerita
pendek. Pernahkan anda menonton acara pembacaan cerpen? Bagaimanakah cara
pembacaannya? Apakah lafal dan intonasi yang dibaca sudah tepat? Dapatkah kamu
memahami isi cerpen tersebut?
Cerpen merupakan ragam cerita rekaan yang terdiri atas kurang
lebih 10.000 kata, habis dibaca dengan sekali duduk, dan memberikan kesan
tunggal dari konflik dominan. Cerita terpusat pada satu tokoh dalam satu
situasi tertentu serta tidak ada perubahan nasib pada pelaku.
Ciri-ciri cerpen antara lain:
1. panjang cerita tidak lebih dari 10.000 kata,
2. mengandung satu gagasan utama,
3. menyajikan kejadian yang paling menarik, dan
4. berakhir dengan penyelesaian.
Untuk memahami isi cerpen dengan tepat, cerpen harus dibaca dengan interpretasi yang tepat. Selain itu, intonasi, artikulasi, dan pelafalan berperan penting agar pendengar dapat dengan mudah menangkap dan memahami isi cerita pendek.
Penggunaaan gestur (gerak tubuh) yang tepat akan mendukung pemahaman pembacaan tersebut.
Cara membaca cerpen yang baik
1.
Mengerti isi cerita
sebelum menceritakan sebuah cerita
2.
Menentukan
pokok-pokok isi cerita agar dapat ingat pokoknya lalu yang lain akan teringat
pula
3.
Melatih intonasi
Hal yang perlu diperhatikan sebelum membaca cerpen yaitu:
1.
Tema à untuk dapat mengetahui apa isi cerita tersebut
2.
Tokoh dan watak à agar dapat mengetahui seperti apa wataknya dan ketika
membaca tidak semuanya datar, ada yang baik di baca dengan lembut dan yang jahat
di baca sedikit keras.
3.
Latar à agar mengetahui situasi dan keadaan dalam cerita
4.
Alur à agar tidak terlalu bingung dengan membacanya
Agar tidak terlalu malu mungkin kita dapat mencoba untuk berlatih dengan menggunakan kaca agar pada saat membacakan sudah membayang kan situasi pada saat membaca dan tidak terlalu kaget dalam membaca. |
4 Kata kunci untuk mempermudah kita dalam menanggapi
cara pembacaan cerpen:
1.
Intonasi,
2.
Artikulasi
3.
Pelafalan,
berperan penting agar pendengar dapat dengan mudah menangkap dan memahami
isi cerita pendek.
4.
Penggunaaan
gestur (gerak tubuh) yang tepat akan mendukung pemahaman pembacaan
tersebut.
|
2. Menjelaskan
hubungan latar suatu cerpen dengan realitas sosial
2.1 Latar Cerita
Latar/setting ialah
tempat di mana terjadinya kejadian/peristiwa dan waktu terjadinya sebuah
peristiwa, latar juga menjelaskan segala keterangan waktu, ruang, dan suasana
terjadinya peristiwa dakam plot cerita.
Latar dibagi menjadi 3 yaitu:
1.
Latar tempat
Latar tempat
yang terdapat dalam cerita misalnya di Istana, di medan perang, di kerajaan
majapahit, di kampung paman, di gunung, di hutan, di sungai, atau di jalan.
2.
Latar waktu
Latar waktu
adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita atau dongeng. Latar waktu dalam
cerita misalnya pagi hari, siang hari, malam hari, sore hari, pukul 20.00, saat
matahari muncul atau tengah malam
3.
Latar
suasana/sosial
Latar
Suasana merupakan penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi.
Suasana dalam cerita atau dongeng misalnya suasana menyedihkan, suasana
menggembirakan, suasana mengharukan.
2.2 Realitas
Sosial
Adapun pengertian dari realitas ialah
kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan.
Realitas sosial adalah kenyataan yang
berhubungan dan terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Contoh: Cerpen “Aku Seorang Pengecut”
Aku terus mengengkol sepedaku dengan kencang. 10 menit lagi pukul 7. Jika
aku tak mengengkol sepedaku dengan laju, maka aku akan terlambat. Waktu yang
ditempuh dari tempatku saat ke sekolah memakan waktu 15 menit. 10 menit lagi
bel masuk berbunyi.
Keadaan di jalan raya sangat padat. Lalu lalang kendaraan tak henti-hentinya. Beragam macam karakter orang yang berlalu lalang. Akhirnya, aku tiba di perempatan jalan.
“Mampus aku. Lampu merah pula. Gawat waktuku terbuang.” Aku semakin kesal.
Di pinggir jalan kulihat seorang kakek tua ditodong oleh 2 orang perampok. Mereka yang berlalu lalang di sekitar kejadian pura-pura tak melihat. Aku ingin menolong kakek itu, tetapi…… lampu hijau tiba-tiba menyala.
Aku segera memacu sepedaku lebih laju lagi. Kuurungkan niatku menolong. Aku takut dihukum guru karena terlambat. Entah bagaimana nasib si kakek. Aku mencoba melupakannya. Anggap saja aku tak melihat kejadian itu.
Aku tiba di sekolah tepat pukul 7. Untunglah tak terlambat. Luar biasa….aku mampu memacu sepedaku dengan kencang.
“Robert, cepat berlari! Gerbang akan segera ditutup. “Teriak satpam.
Aku berlari ngos-ngosan. Setiba di kelas, aku bernapas lega karean guru jam pertama belum masuk ke kelas.
Teng…teng…teng…
Bel istirahat berbunyi. Kulihat Mona menenteng tasnya sambil menangis. Aku menghampirinya.
“Mau kemana, Mon?” tanyaku penasaran. Mona ini sahabat karibku sejak TK. Kami berteman sangat akrab.
“Aku dijemput papaku, Bert. Kata papa kakekku masuk RS Antonius karena kepalanya terbentur di aspal. Pagi tadi kakek diserang 2 orang perampok. Kakek memberontak, sehingga terjadi tarik menarik. Kakek akhirnya terjatuh dan terhempas di aspal.
Sejenak aku terdiam. Apa mungkin kakek tadi adalah kakek Mona?
“Di mana kejadiannya?” tanyaku untuk memastikan.
“Di perempatan jalan sekitar jam 7 kurang.”
Aku tertunduk lesu. Ternyata, aku seorang pengecut.
“Kakek itu, kakek sahabatku Mona. Maafkan aku Mona.”
Keadaan di jalan raya sangat padat. Lalu lalang kendaraan tak henti-hentinya. Beragam macam karakter orang yang berlalu lalang. Akhirnya, aku tiba di perempatan jalan.
“Mampus aku. Lampu merah pula. Gawat waktuku terbuang.” Aku semakin kesal.
Di pinggir jalan kulihat seorang kakek tua ditodong oleh 2 orang perampok. Mereka yang berlalu lalang di sekitar kejadian pura-pura tak melihat. Aku ingin menolong kakek itu, tetapi…… lampu hijau tiba-tiba menyala.
Aku segera memacu sepedaku lebih laju lagi. Kuurungkan niatku menolong. Aku takut dihukum guru karena terlambat. Entah bagaimana nasib si kakek. Aku mencoba melupakannya. Anggap saja aku tak melihat kejadian itu.
Aku tiba di sekolah tepat pukul 7. Untunglah tak terlambat. Luar biasa….aku mampu memacu sepedaku dengan kencang.
“Robert, cepat berlari! Gerbang akan segera ditutup. “Teriak satpam.
Aku berlari ngos-ngosan. Setiba di kelas, aku bernapas lega karean guru jam pertama belum masuk ke kelas.
Teng…teng…teng…
Bel istirahat berbunyi. Kulihat Mona menenteng tasnya sambil menangis. Aku menghampirinya.
“Mau kemana, Mon?” tanyaku penasaran. Mona ini sahabat karibku sejak TK. Kami berteman sangat akrab.
“Aku dijemput papaku, Bert. Kata papa kakekku masuk RS Antonius karena kepalanya terbentur di aspal. Pagi tadi kakek diserang 2 orang perampok. Kakek memberontak, sehingga terjadi tarik menarik. Kakek akhirnya terjatuh dan terhempas di aspal.
Sejenak aku terdiam. Apa mungkin kakek tadi adalah kakek Mona?
“Di mana kejadiannya?” tanyaku untuk memastikan.
“Di perempatan jalan sekitar jam 7 kurang.”
Aku tertunduk lesu. Ternyata, aku seorang pengecut.
“Kakek itu, kakek sahabatku Mona. Maafkan aku Mona.”
Pembahasan:
Latar/setting yang
ada dalam cerita “Aku Seorang Pengecut” dikaitkan dengan keadaan sosial
pada saat itu bahwa hubungan kekerabatan masyarakat perkotaan tidak kuat
sehingga membuat orang-orang tidak saling peduli. Mereka hanya peduli dengan
orang-orang terdekat seperti hubungan keluarga, teman, rekan sekerja saja, dan
orang lain yang dikenal. Berbeda dengan di desa, hubungan kekerabatan antar
anggota masyarakat sangat kuat. Hidup saling tolong, bergotong royong, dan
saling peduli dengan keadaan yang lain. Dalam cerita dijelaskan keadaan jalan
raya sangat ramai, kemudian ada orang yang berlalu lalang melihat si kakek yang
dihadang oleh komplotan perampok, tetapi mereka pura-pura tidak melihat. Hai
itu merupakan gambaran keadaan sosial masyarakat di perkotaan.
4 Kata kunci untuk mempermudah kita dalam menjelaskan
hubungan latar suatu cerpen dengan realitas sosial
1.
Bacalah
dengan baik isi cerpen
2.
Pahami semua
unsur intrinsik cerpen (tema, amanat, tokoh dan penolohan, alur, dan
latar/setting.
3.
Pahami dengan
baik keadaan sosial yang terdapat dalam cerita
4.
Hubungkan
dengan realitas sosial yang ada dalam cerita dengan keadaan sekarang.
|
3. Menuliskan
kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca
3 Kata kunci untuk mempermudah kita dalam menulis
kembali cerpen yang telah dibaca dengan kalimat sendiri:
1.
Bacalah cerpen
dengan baik
2.
Pahami unsur
intrinsik cerita dengan baik
3.
Setelah memahami
isi dan unsure intrinsik, tulis kembali cerpen yang sudah dibaca dengan bahasa
dan penafsiran Anda sendiri sesuai dengan teks aslinya.
saya minta cara menanggapinya
BalasHapuscocok gan (y), lanjutkan!
BalasHapusdota 2?
BalasHapus